Minggu, 13 Desember 2015

Hadiah Untuk Emak




          Satu kata yang penuh makna, yang sebagian dari kita pasti akan menangis bila membayangkan pengorbanan seorang Ibu selama ini, dari kita lahir hingga sampai sekarang. Termasuk aku sendiri.

Aku memanggilnya Emak, wanita tangguh yang sudah melahirkan dan membesarkanku hingga sekarang. Sampai badanku pun sebesar ini, hehehe.



            Saat itu tahun 2011, aku pertama kali mendapatkan pekerjaan yang dibilang tidak perlu usaha untuk mendapatkannya karena aku diminta bekerja di toko yang pemiliknya kebetulan adalah tetanggaku sendiri. Hehehe. Semua karena Emak, kenapa begitu ? Karena beliau lah yang bercerita tentangku kepada salah seorang karyawan toko tersebut yang memang sedang sarapan pagi di rumahku, dan kebetulan orang itu pun sedang mencari karyawan baru untuk bantu-bantu di toko mereka.



            Emak bekerja sebagai penjual sarapan pagi seperti lontong, nasi goreng dan beberapa gorengan, yang warungnya dibuka di depan rumah kami. Lumayan ramai pengunjung yang sarapan disini karena lokasi rumah kami memang dekat dengan sekolah. Emak adalah wanita yang tangguh bagiku, karena beliau rela bangun jam 03.00 dini hari untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang akan dijual. Sedangkan aku, adik, dan ayah masih tertidur pulas. Jam dinding dirumah menunjukkan pukul 07.30 WIB,



“Saraaaaaah ! bangun, ini hari pertama kerja jangan malas-malasan” Teriak Emak saat membangunkanku.

“Iya Mak” Akupun bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk bekerja.



Hari pertama bekerja berjalan lancar. Lalu beberapa bulan kemudian, aku merasa jenuh bekerja disini.



“Mak, Sarah nggak kuat kerja disana lagi, capek kerjanya gaji nggak naik-naik tapi kerjaannya semakin banyak” keluhku pada Emak.

“Jalanin saja dulu, biarlah gajinya kecil yang penting untuk jajan kamu saja cukup” jawab Emak menyemangatiku.

“Sarah cari kerjaan lain saja lah Mak”

“Disitu saja dulu, sekarang ini cari kerjaan untuk yang lulusan SMK susah”.

Tanpa berkata apa-apa akupun pergi ke kamar meninggalkan Emak yang sedang sibuk memasak di dapur.



Aku memang orang yang tidak berani mengecewakan emak, sampai setahun aku bekerja disana aku masih mengikuti nasehat Emak untuk bertahan. Memang gajiku sudah mulai naik walaupun masih jauh dari harapan.



            Sampai tiba di tahun 2015 ini, aku sudah 3 tahun lebih bekerja disana itu karena nasehat Emak yang selalu menyuruhku untuk bertahan dan bertahan. Selama 4 tahun bekerja disana yang aku fikirkan hanyalah demi Emak dan Bapak, karena aku tidak ingin menjadi beban mereka terus menerus. Aku ingin membahagiakan mereka seperti anak-anak yang lainnya. Hingga suatu hari aku sudah mulai dipuncak stress bekerja disana.

“Mak, Sarah mau cari kerja lain saja deh. Benar-benar nggak kuat lagi sama aturan bos yang nggak masuk akal itu” keluh ku dengan Emak.

“Udahlah ! jangan macam-macam. Kalau cari kerja ditempat lain belum tentukan gajinya seperti yang sekarang ini” bentak Emak yang sudah bosan dengar keluhanku yang itu itu saja.

“Ya kalau sarah nggak kuat lagi gimana dong ?!” jawabku.

“Kalau kamu keluar, emangnya kamu yakin langsung dapat kerjaan baru ? sekarang ini cari kerjaan untuk lulusan SMK itu susah Sar !”

Dan untuk kesekian kalinya aku pergi tanpa memberikan jawaban ke Emak.



            Diluar urusan kerjaanku, dirumah aku juga terkenal sebagai anak yang suka mengeluh jika disuruh Emak untuk membantunya, tapi tidak setiap hari sih. Heheh

Hari minggu atau hari libur aku jarang sekali berada dirumah, selalu saja pergi dengan teman-temanku. Padahal sebenarnya Emak sangat tidak suka melihatku keluyuran nggak jelas cuma menghambur-hamburkan uang saja.

            Dan saat itu ulang tahun Emak, aku berniat untuk membelikan beliau hadiah. Tapi karena uang gajiku sudah habis untuk keperluan nggak jelasku, akhirnya hadiah untuk Emak pun tidak jadi aku belikan. Disitu aku merasa menjadi anak yang tidak berguna karena selalu mementingkan urusan pribadi yang nggak jelas untuk apa. Sedangkan kedua orangtuaku selama ini sudah berusaha untuk  mengurus dan membesarkanku dengan adikku. Saat ulang tahun Emak saja aku tidak berani mengucapkan “Selamat Ulang Tahun” secara langsung kepada beliau, aku hanya mengucapkan lewat status BBM dan berharap Emak membacanya. Sungguh malunya diri ini sedangkan aku selalu melihat teman-temanku secara berani mengucapkan selamat ulang tahun ke Ibu mereka tapi tidak denganku, yang ntah kemana keberanian itu.



            Hingga saat ini aku selalu ingin memberikan hadiah kepada Emak, bukan karena dia ulang tahun, tapi karena aku ingin berterima kasih telah bersusah payah mengeluarkan keringat untuk membesarkanku hingga sekarang.



            Bulan berikutnya masih berjalan seperti biasa, dan tepat bulan Oktober lalu genap usiaku 23 tahun dan sudah 4 tahun pula aku bekerja disana. Dan dengan gajiku yang tidak seberapa ini bila dibandingkan pengorbanan Emak selama ini kepadaku, aku ingin sekali memberikan sesuatu kepada beliau. Mungkin itu tidak seberapa yang penting niat. Hehehe



“Sar, antarin Emak ke warung, kaki Emak sakit lagi” pinta Emak padaku yang sedang asyik memainkan gadgetku.

“Iya mak, bentar”



            Emak memang sudah tidak sekuat dulu lagi, tapi beliau selalu berusaha tidak memperlihatkan sakitnya kepada kami anak-anaknya. Walaupun begitu aku tahu kalau Emak sedang sakit, dalam keadaan ini aku sebagai anak harus mengambil alih beberapa pekerjaan yang selalu dikerjakan Emak seperti mencuci dan membereskan rumah. Aku memang jarang sekali mencuci dan membereskan rumah, maka tidak jarang aku dipanggil pemalas oleh Emak. Hehehe.



            Sampai sekarangpun kehidupan kami masih seperti biasanya, paginya emak berjualan, Ayah bekerja, adikku kuliah dan akupun bekerja. Dan tidak terasa tahun ini pun sudah memasuki batasnya akan berakhir, yaitu bulan Desember. Dan salah satu tanggal di bulan ini adalah tanggal yang spesial bagi seluruh Ibu didunia. Karena tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu, dan aku ingin sekali memberikan sebuah hadiah kepada Emak. Walaupun itu hanya setangkai bunga.
Dan untuk seterusnya, aku berharap Emak akan selalu menjadi Emak yang tangguh untukku dan adikku.

#DearMama

catatan :
Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Writing Project #DearMama yang diselenggarakan Nulisbuku.com dan Storial.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar