Rabu, 18 Desember 2013

Jangan Menangis Ayah . . .


Kau gemakan adzan di telingaku saat ku terlahir kedunia ini,
Kau bimbing aku melangkah untuk berjalan pertama kalinya,
Kau ajari aku interaksi kesemua orang,
Kasih sayangmu, selalu tulus dari hati mu.

Ayah, kini aku telah tumbuh menjadi gadis dewasa
Tak akan pernah kau dengar lagi isak tangis gadis kecilmu dulu,
Banyak hal yang ingin aku lakukan untuk membahagiakanmu Ayah,
Tapi aku sadar, semuanya tak semudah yang kubayangkan,

Ayah, kau adalah pahlawan di keluarga ini,
Aku bangga pada sosokmu yang kuat !
Aku ingin seperti mu ayah ..
Maafkan aku jika selama ini belum ada kebahagiaan yang aku berikan untukmu,

Walaupun kau kuat, tapi hatimu juga mudah rapuh,
Atas kelakuanku yang membuatmu marah,
Maafkan aku ayah, aku tak ingin melihatmu bersedih,
Hapuslah air matamu, Ayah ..


Jangan Menangis .......

Selasa, 03 Desember 2013

Sepucuk Surat Untuk Sahabat


Hai Sahabat,
     Malam ini begitu sunyi, ditempat yang dulu biasanya selalu ramai dengan sorak sorai kita tapi sekarang berubah bagaikan kuburan di tengah malam.
Masih di Kota ini, di tempat yang selalu aku rindukan, aku termenung menatap langit sembari membayangkan kisah kita dahulu.
Keceriaan yang selalu menghiasi wajah kita, kadang tangisan pun mampir di pipi kita, bahkan amarah juga pernah singgah di hati kita ketika kita tak bisa memahami satu sama lain lagi.

     Kini jarak memisahkan sebagian dari kita, untuk meraih cita-cita yang sudah terancang di dalam diri masing-masing. Tapi aku masih tetap disini, di tempat ini membayangkan semua tentang kita dahulu.
Ntah sampai kapan kita akan seperti ini dan ntah kapan saat - saat yang indah dulu akan terulang lagi walaupun dengan versi cerita kita yang terbaru.

     Akupun tersadar dari lamunanku, ketika tetesan air hujan jatuh di kelopak mata. Semoga selalu ada cerita bahagia dari kita walaupun kita terpisah,  hingga cerita itu tak bisa terdengar lagi sampai perpisahan yang tak kita inginkan datang.

Salam sahabat !